-
Notifications
You must be signed in to change notification settings - Fork 0
/
terasing.html
304 lines (198 loc) · 15.4 KB
/
terasing.html
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="utf-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1">
<title>Terasing! Di Negeri Sendiri</title>
<link rel="stylesheet" href="/assets/css/main.css" type="text/css">
<link rel="stylesheet" href="https://cdnjs.cloudflare.com/ajax/libs/font-awesome/4.7.0/css/font-awesome.min.css">
<link rel="stylesheet" href="/assets/css/prism.css">
<script async src="/assets/js/prism.js"></script>
<link rel="stylesheet" href="/assets/css/ideal-image-slider.css">
<link rel="stylesheet" href="/assets/css/video-embed.css">
<script async src="/assets/js/ideal-image-slider.js"></script>
<link href="https://fonts.googleapis.com/css?family=Fira+Sans&display=swap" rel="stylesheet">
<link href="https://fonts.googleapis.com/css?family=Ubuntu+Mono" rel="stylesheet">
<link href="https://fonts.googleapis.com/css?family=Playfair+Display:400,400i,700" rel="stylesheet">
<link rel="shortcut icon" href="/assets/images/alchemy.ico">
<link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="RSS Feed for archiavelli" href="/feed.xml" />
<!-- Begin Jekyll SEO tag v2.8.0 -->
<title>Terasing! Di Negeri Sendiri | archiavelli</title>
<meta name="generator" content="Jekyll v3.9.2" />
<meta property="og:title" content="Terasing! Di Negeri Sendiri" />
<meta property="og:locale" content="en_US" />
<meta name="description" content="Pram mengkritik, kita sebagai bangsa, Indonesia, kekurangan identitas dan karakter. Kita tidak punya karakter yang kuat untuk menjadi sebuah bangsa besar, bangsa yang bisa berkuasa setidaknya di Negeri sendiri. Kita hanya konsumen dan pekerja." />
<meta property="og:description" content="Pram mengkritik, kita sebagai bangsa, Indonesia, kekurangan identitas dan karakter. Kita tidak punya karakter yang kuat untuk menjadi sebuah bangsa besar, bangsa yang bisa berkuasa setidaknya di Negeri sendiri. Kita hanya konsumen dan pekerja." />
<link rel="canonical" href="https://www.harapan.me/terasing" />
<meta property="og:url" content="https://www.harapan.me/terasing" />
<meta property="og:site_name" content="archiavelli" />
<meta property="og:type" content="article" />
<meta property="article:published_time" content="2022-05-12T00:00:00+07:00" />
<meta name="twitter:card" content="summary" />
<meta property="twitter:title" content="Terasing! Di Negeri Sendiri" />
<script type="application/ld+json">
{"@context":"https://schema.org","@type":"BlogPosting","dateModified":"2022-05-12T00:00:00+07:00","datePublished":"2022-05-12T00:00:00+07:00","description":"Pram mengkritik, kita sebagai bangsa, Indonesia, kekurangan identitas dan karakter. Kita tidak punya karakter yang kuat untuk menjadi sebuah bangsa besar, bangsa yang bisa berkuasa setidaknya di Negeri sendiri. Kita hanya konsumen dan pekerja.","headline":"Terasing! Di Negeri Sendiri","mainEntityOfPage":{"@type":"WebPage","@id":"https://www.harapan.me/terasing"},"url":"https://www.harapan.me/terasing"}</script>
<!-- End Jekyll SEO tag -->
<!-- Google Analytics -->
<script>
var host = window.location.hostname;
if(host != "localhost")
{
(function(i,s,o,g,r,a,m){i['GoogleAnalyticsObject']=r;i[r]=i[r]||function(){
(i[r].q=i[r].q||[]).push(arguments)},i[r].l=1*new Date();a=s.createElement(o),
m=s.getElementsByTagName(o)[0];a.async=1;a.src=g;m.parentNode.insertBefore(a,m)
})(window,document,'script','https://www.google-analytics.com/analytics.js','ga');
ga('create', 'UA-134611589-1', 'auto');
ga('send', 'pageview');
}
</script>
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-4188943909307860",
enable_page_level_ads: true
});
</script>
</head>
<body>
<div class="content-container">
<header class="header">
<div class="header-small">
<a href="https://www.harapan.me">archiavelli</a>
</div>
<nav class="header-nav-small">
<a href="/">home</a>
<a href="/about">about</a>
<a href="/exlibris">exlibris</a>
<a href="/thesummits">summits</a>
<a href="/blog">blog</a>
</nav>
</header>
<!-- <div class="post-paging">
<div class="left">
<a href="/coratcoret">
<i class="fa fa-angle-left fa-2x" style="color:#343a40"></i>
</a>
</div>
<div class="right">
<a href="/ceritadigul">
<i class="fa fa-angle-right fa-2x" style="color:#343a40"></i>
</a>
</div>
</div>
-->
<div class="post">
<div class="post-title">Terasing! Di Negeri Sendiri</div>
<span class="post-date">
exlibris ~ <time>12 May 2022</time>
</span>
<div class="post-tag">
<ul>
<li>
<a href="https://www.harapan.me/blog/label#sejarah-indonesia">
<span>sejarah-indonesia</span>
</a>
</li>
<li>
<a href="https://www.harapan.me/blog/label#pramoedya-ananta-toer">
<span>pramoedya-ananta-toer</span>
</a>
</li>
<li>
<a href="https://www.harapan.me/blog/label#wawancara">
<span>wawancara</span>
</a>
</li>
</ul>
</div>
<br />
<div class="line-numbers">
<!-- _includes/image.html -->
<div class="image-wrapper">
<a href="/terasing" title="Terasing! Di Negeri Sendiri" target="_blank">
<img src="https://www.harapan.me//images/posts/2022/may/IMG_4705.JPEG" alt="Terasing! Di Negeri Sendiri" style="width:350px;" class="imgjkl" />
</a>
<p class="image-caption">Terasing! Di Negeri Sendiri - Pramoedya Ananta Toer dalam perbincangan dengan Andre Vltchek dan Rossie Indira</p>
</div>
<p>Ada lima poin yang bisa kutuliskan setelah membaca buku ini, kelima poin tersebut ialah,</p>
<p><strong>Pertama</strong>, aku beruntung mendapatkan buku ini. Disini, di London. Awalnya aku cuman jenuh dengan daftar bacaanku yang semuanya kebanyakan berbahasa Inggris. Aku coba mencari di-Ebay lalu kemudian di-Amazon.co.uk dan ternyata Amazon menyediakan beberapa buku berbahasa Indonesia. Selain buku ini ada juga <a href="/coratcoret">Corat-coret di-Toilet karya Eka Kurniawan</a> dan <a href="/hanyakamu">Hanya Kamu yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku Harus Menunggu oleh Norman Erikson Pasaribu</a> yang aku beli di Amazon. Ketiga buku ini dicetak di-Inggris oleh Amazon sendiri.</p>
<p><strong>Kedua</strong>, aku kesal setelah membaca buku ini. Kesal yang sebenarnya tidak tahu kepada siapa. Aku seperti turut merasakan kesal seperti kesal yang dirasakan oleh Pram terhadap perlakuan negara kepadanya. Semua yang dimiliki Pram dirampas oleh negara, rumahnya diambil, naskah-naskahnya dirampas dan dibakar, perpustakaannya dan koleksi buku, surat-surat dan semua barangnya dimusnahkan dan yang paling menyedihkan kehidupannya direnggut, Pram dibuang ke Pulau Buru. Selama hidupnya Pram penahanan menjadi hal yang sangat umum baginya. Dia pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial Belanda, 1 tahun pada masa Orde Lama dan 14 tahun sebagai tahanan politik tanpa prose pengadilan pada masa Orde Baru.</p>
<p>Dalam buku yang ditulis oleh Andre Vltchek dan Rossie Indira ini, mereka mendatangi Pram untuk menyusun buku ini, melakukan wawancara yang banyak menguak perasaan dan isi hati Pram. Wawancara yang dilakukan pada sekitaran May 2004, saat itu umur Pram sudah 80 tahun, sudah sangat tua dan mulai sakit-sakitan. Pram sudah lama berhenti menulis, mungkin setidaknya sejak tahun 2000, dimana ketika itu dia terserang stroke. Bisa jadi juga jauh sebelum itu, mengingat dalam wawancara tersebut tergambar kekesalan dalam dirinya tentang semua yang telah terjadi padanya dan pada naskah-naskahnya yang tidak pernah terbit.</p>
<p><strong>Ketiga</strong>, buku ini masih sangat relevan bahkan hingga sekarang, tahun 2022 ini. Pram selama hidupnya telah mencurahkan sepenuhnya perhatiannya terhadap Indonesia, tidak hanya melalui karyanya, namun juga terhadap pemikiran-pemikirannya. Pram berpendapat bahwa Indonesia sampai sekarang tidak punya budaya dan karakter. Mengenai budaya mungkin sebagian besar kita tidak setuju, kita punya kekayaan budaya dari Sabang-Merauke, tapi tidak menurut Pram berpendapat,</p>
<blockquote>
<p>“Kebudayaan Indonesia yang kaya? Omong kosong, saya tidak setuju! Kebudayaan Indonesia sangatlah miskin. Mana yang disebut budaya Indonesia? Budaya Indonesia yang sebenarnya belum lahir. Apa yang kita kenal sekarang sebagai kebudayaan Indonesia hanyalah kebudayaan lokal dan daerah saja. Apa yang bisa dinamakan kebudayaan Indonesia? Memang ada sastra Indonesia, karena ditulis dalam bahasa Indonesia. Selebihnya apa? Yang ada hanyalah beberapa bentuk kebudayaan daerah, seperti misalnya tarian Bali. Setiap daerah mempunyai cerita lokal kedaerahan, terutama Aceh. tapi apakah hal itu bisa disebut kebudayaan?<br />
…”</p>
</blockquote>
<p>Pram mengkritik, kita sebagai bangsa, Indonesia, kekurangan identitas dan karakter. Kita tidak punya karakter yang kuat untuk menjadi sebuah bangsa besar, bangsa yang bisa berkuasa setidaknya di Negeri sendiri. Kita hanya konsumen dan pekerja. Kita tidak mampu memproduksi sendiri. Ditambah sikap korup dan tidak adanya pemimpin yang mempunyai wawasan ke-Indonesi-an. Yang ada hanya calon presiden yang hanya mengejar kepentingannya sendiri (atau golongannya). Indonesia sekarang diperintah oleh pencarian keuntungan! Hal yang disampaikan Pram tersebut setidaknya masih sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini.</p>
<p>Lalu apakah Pram hanya sebagai seorang yang pesimis dan mengkritik saja? Tidak, Pram juga berusaha memberikan solusi, ditengah kelelahannya dimasa-tuanya. Pram menaruh harapan pada Generasi muda untuk melanjutkan Revolusi. Sebuah Revolusi Total. <em>“Indonesia saat ini dalam keadaan membusuk. Korupsi dan birokrasi di mana-mana, dan ini dalah dua sindrom utama dari penyakit kita. Dalam hal ekonomi, hampir tidak ada produksi tapi kita punya konsumsi yang sangat besar. Keluarga tidak mengajari anak-anak mereka bagaimana berproduksi. Sebegitu buruknya sehingga hanya revolusi yang bisa menyelematkan bangsa ini. Saya rasa, Indonesia sudah tidak bisa tertolong lagi, kecuali dengan melakukan perubahan yang radikal. Dan ini harus dipimpin oleh angkatan muda. Jangan banyak bicara. Harus langsung bertidak! Obatnya hanya revolusi, tidak ada yang lain. … harus mulai dari awal. Sekarang sudah rusak sekali, reformasi apapun tidak akan berpengaruh. … Revolusi Total”</em></p>
<p><strong>Keempat</strong>, Pemuda. Pram berpendapat bahwa pemuda yang menjadi kunci dari Revolusi Total dari solusi yang ditawarkannya untuk memperbaiki Indonesia, <em>“tapi kondisi Indonesia sekarang ini memang membutuhkan revolusi. Dan semua ini berada ditangan pemuda. Angkatan tua hanya menjadi beban kemajuan saja, termasuk saya barangkali … “</em>. Namun Revolusi total ini mendapat penekanan dari Pram, bahwa yang Indonesia dan Pemuda Indonesia lawan saat ini seharusnya ialah budaya-budaya yang tidak pantas dan terbelakang, korupsi, birokrasi, budaya sebagai pesuruh/pekerja. Indonesia harus melawan keseluruhan sistem budaya, masyarakat, dan politik. Bukan hanya mereformasi Orde Baru-nya Soeharto untuk memunculkan versi lainnya yaitu Orde Baru Baru. Reformasi 1998 hingga sekarang ini cuman menghasilkan sistem yang sama yang menghancurkan Soekarno, pemikiran dan cita-citanya tentang National Character Building serta menghentikan perkembangan natural negara Indonesia. Kita tidak ingin itu terjadi lagi. Indonesia seharusnya tidak hanya menuntut sebuah rezim turun, namun juga harus dapat mampu merumuskan budaya dan karakter kita. Nilai-nilai dan sistem yang dapat mempersatukan Indonesia dan membuat Indonesia bergerak maju dari Sabang sampai Merauke. Tanpa intervensi luar!</p>
<p><strong>Kelima</strong>, tulisan ini merupakan sebuah catatan yang aku pribadi tulis sebagai sebuah pengingat <a href="/exlibris-post">mengenai buku yang pernah kubaca</a>. Kemudian, sama seperti Pram yang dalam wawancaranya yang berapi-api, sempat menekankan bahwa <em>“Saya tidak inign dibilang menghasut …“</em> Aku juga begitu. Tidak ada maksud dari tulisan ini menghasut atau menyulut sesuatu. Buku ini mengajarkanku banyak hal yang sebagian besar kusimpan sendiri dan membentuk diriku menjadi manusia Indonesia yang utuh yang siap menghadapi dunia modern.</p>
</div>
<br />
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-4188943909307860"
data-ad-slot="8423988260"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<!-- include relatedposts.html Belum selesai Design -->
<!-- Disqus -->
<div class="post-disqus">
<section id="disqus_thread"></section>
<div id="disqus_thread"></div>
<script>
/**
* RECOMMENDED CONFIGURATION VARIABLES: EDIT AND UNCOMMENT THE SECTION BELOW TO INSERT DYNAMIC VALUES FROM YOUR PLATFORM OR CMS.
* LEARN WHY DEFINING THESE VARIABLES IS IMPORTANT: https://disqus.com/admin/universalcode/#configuration-variables*/
/*
var disqus_config = function () {
this.page.url = PAGE_URL; // Replace PAGE_URL with your page's canonical URL variable
this.page.identifier = PAGE_IDENTIFIER; // Replace PAGE_IDENTIFIER with your page's unique identifier variable
};
*/
(function() { // DON'T EDIT BELOW THIS LINE
var d = document, s = d.createElement('script');
s.src = 'https://harapanme.disqus.com/embed.js';
s.setAttribute('data-timestamp', +new Date());
(d.head || d.body).appendChild(s);
})();
</script>
<noscript>Please enable JavaScript to view the <a href="https://disqus.com/?ref_noscript">comments powered by Disqus.</a></noscript>
</div>
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- harapan.me-TextAds -->
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-4188943909307860"
data-ad-slot="5493028008"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<div class="post-up" align="center">
<a href="#">
<i class="fa fa-angle-up fa-2x" style="color:#343a40"></i>
</a>
</div>
</div>
<!-- Documents about icons are here: http://fontawesome.io/icons/ -->
<div class="footer">
<hr />
<div class="footer-link">
<a href="https://twitter.com/archiavelli"><i class="fa fa-twitter" aria-hidden="true"></i></a>
<a href="https://github.com/rhps"><i class="fa fa-github" aria-hidden="true"></i></a>
<a href="http://stackoverflow.com/users/5575744"><i class="fa fa-stack-overflow" aria-hidden="true"></i></a>
<a href="mailto:rio@harapan.me"><i class="fa fa-envelope" aria-hidden="true"></i></a>
</div>
<i class="fa fa-copyright" aria-hidden="true"></i> 2018 harapan.me. Made with <i class="fa fa-heart pink"></i> with many cups of <i class="fa fa-coffee" aria-hidden="true"></i>
</div>
</div>
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="https://cdnjs.cloudflare.com/ajax/libs/lightbox2/2.10.0/css/lightbox.min.css" />
<script type="text/javascript" src="https://cdnjs.cloudflare.com/ajax/libs/lightbox2/2.10.0/js/lightbox-plus-jquery.min.js"></script>
</body>
</html>